Selasa, 02 Agustus 2011

akhirnya tetesan keringat dimataku muncul juga.
mencoba terus diam untuk menciptakan seribu bahasa.
melawan tiupan angin emosi ingin menantinya..
mengalah untuk menunggu saat itu tiba..
menyerah jika Tuhan membantunya mengatakan tidak..

senyum yang kubalut dengan luka..
luka sampai kini kuabadikan dengan rasa..
rasa yang tak akan pernah datang kurasa..
hingga tak membekas di atas dimana aku berpijak..
tak akan mampu mengingat kala itu denganmu..

tak apalah jika ini sudah suratan takdir..
tak akan kubenci walau tak pernah mengerti..
tak akan kucintai jika harus tak boleh merasa..
namun tertera dengan jelas siapa pelakunya..
Tuhan tak bisa membohongiku..
namun Tuhan punya rencana..

tak ada asap bila tak ada nyala api..
dimana asal pematiknya??..
kaulah..
segala nyala api sekecil nyaliku..
yang sengaja Tuhan keringkan kayu bakar dihatiku..
mudah tersulut..
kenapa tak ada habisnya??..

habiskan aku tuhan..
tak ingin menderita dengan hidupku..
ku iklas menderita demi apa yang kurasakan..
ku tabah mencoba rasa sakit yang sudah terasa begitu lama..
ku mengalah demi teori..
ku egois demi hati ini..
hanya kita yang tahu..

ketika prinsip berdiri kokoh diantara kalian..
kejujuranlah yang kuharapkan..
tersekat tipis memisahkan teorimu dengan perasaanmu..
aku tak bisa apa-apa..
aku tak akan tertawa dan menangis..

Tuhan beri dia cahaya dihatinya..
"apa kamu yakin denganku?"..
itu kalimatmu yang menyiksaku..
itu pula kata-kata menjadi obat bius hidupmu..

hidup diantara kekangan prinsip..
hati tak bisa kau bohongi..
lanjutkan saja apa kata logika..
lanjutkan saja apa yang kau rasakan..
sama halnya denganku..
"menderita"..

ku ingin menolongmu..
bukan dewa..
namun Tuhan bisa membisikkan keyakinan Nya kepadaku..
sudahlah hapus tawamu..
sudahi diam kalimatmu..
usaikan awal yang kau ucapkan..
mulailah akhir yang kau rasakan..
yahhh..
mulailah dengan akhir yang kau rasakan..
ku akan disini..
duduk..
menjagamu dari kejauhan..
tak mengharap belas kasihmu..
tak sudi kau rasakan hanya demi kasihan kepadaku..
tak akan semudah menenggak air putih disaat kehausan..
tak akan serumit mengurai benang yang kusut..

::: dariku yang setia di depan pintu gerbang hatimu.. :::

::: untukmu yang kehilangan kunci gerbang rumah hatimu sendiri.. :::

Tidak ada komentar: