Minggu, 20 September 2015

Rahasia Cahaya Dalam Shalat

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله .
CAHAYA ALLAH DAN PERSANGKAAN BANYAK ORANG.
Allah adalah cahaya langit dan bumi….. (QS.Anur 35) .
.
Banyak orang bahkan banyak guru yg mengajar di wilayah hakikat, telah mengklaim bahwa cahaya yang dimaksud sebagai Allah itu adalah “bagaikan terangnya sebuah sorotan cahaya”. sesungguhnya Allah tidaklah senaif persangkaan orang2 tersebut. jika Allah adalah seperti pancaran cahaya lampu, niscaya Allah dalam tanda kutip cahaya, adalah bisa terkalahkan terangnya dari suatu lampu yang lebih terang. karena andai yang terlihat di dalam diri sebagai suatu pancaran cahaya yang terang bagaikan pancaran cahaya lampu sebagaimana banyak kalangan telah bicara demikian, maka saya berani kataklan bahwa itu tidak benar…!!!, tapi cahaya yang terlihat di dalam diri manusia itu, juga tidak dapat dipandang remeh, karena ia merupakan suatu pertanda atas suatu perjalanan di dalam. mengklaim sebagai Allah akan cahaya tersebut, adalah suatu keberanian untuk mengatakan kepada khalayak bahwa apa yang dimiliki atas keilmuan tentang Allah masih terlalu dini, karena cahaya-cahaya yang di dapat padea perjalanan di dalam harus disikapi dengan tepat, jika tidak, maka seseorang akan tersesat jauh sekali, dan untuk kembali pada tataran kebenaran akan mengalami banyak kendalanya, dibutuhkan format ulang atas jiwa spiritualnya. semua bentuk dan warna cahaya yang terlihat di dalam diri, apakah saat meditasi (tutup mata), atau saat terbuka mata, semua itu berasal dari lima jenis warna cahaya, Cahaya Hitam, Cahaya Merah, Cahaya Kuning, Cahaya Hijau, Cahaya Putih, kelima cahaya tersebut bisa menyerupai apa saja tergantung perjalanan spiritualnya seseorang. terlepas dari itu semua, perlu diketahui bahwa kelima cahaya tersebut di dalam diri seseorang, “hanyalah” berguna sebagai sabun pencuci seluruh kesalahan pemahaman atau kesalahan diri secara permanen. kelima cahaya tersebut telah bersama seseorang sejak awal ia akan diciptakan. harus diketahui sifat perubahannya, agar tidak tertipu dengan penyamarannya pada setiap level kehidupanmu. saat seseorang di dalam kandungan ibunya, kelima cahaya tersebut telah menemaninya, saat terlahir, kelima cahaya itu berubah rupa dan bentuknya menjadi darah dan air pembuka rahim, inilah cerita saat kelahiran, atau saat kedatangan kita keduani ini, akan sama juga saat nanti kita meninggalkan dunia ini. saat dimana seseorang akan meninggal dunia ini, maka kelima cahaya tersebut akan datang menjemputnya, dengan mengaku sebagai utusan Tuhan untuk menjemputmu menuju Tuhanmu. Jika yang datang Cahaya Hitam dengan semua keagungannya dan keheranannya, dan dengan tanpa ilmu tentangnya, maka tidak ada seorangpun yang bisa menolaknya, kemudian mengikutinya, dan saat itu tersesatkanlah nafs yang sedang mengalami sakratul maut tersebut. jika dia mengikuti cahaya hitam saat tarukan nafas terakhir, maka kematianny itu akan menjadikan nafs (diri) orang tersebut menjadi “Bakteri-bakteri dan berbagai bibit penyakit di alam semesta ini”. jika mengikuti cahaya merah, maka akan dijadikan “batu2an dan besi” . Alqur’an banyak mengatakan bahka ” Kami (Allah) menjadikan mereka orang2 kafir (orang yang tdk berilmu tentang Allah) sebagai batu dan besi..”. jika mengikuti cahaya kuning, maka nafs itu akan dijadikan jenis tumbuh2an dimuka alam semesta. Alqur’an : …Kami (Allah) akan mengeluarklan kamu sebagai tumbuh2an dari dalam tanah..” Jika mengikuti cahaya hijau, maka nafs itu akan dijadikan/ dihidupkan kembali sebagai jenis binatang yang haram. Jika mengikuti cahaya putih, maka nafs itu akan dihidupkan kembali sebagai binatang yang halal. kesemuanya ini menunggu pembebasan dari siapa yang memahami, itulah mereka semua tersebut telah menjadi tawanan Allah SWT. sehingga tidak bisa tidak, harus lebih dahulu mengenal sifat dan poerilaku atau tata kerja dari kelima cahaya tersebut, yang mana kelima cahaya itu harus dijinakkan terlebih dahulu, agar di saat sakratul maut datang kepada kita, semuanya itu dapat ditolak secara mutlak, yang kemudian kita nantikan sang Penciptalah yang akan datang sendiri menjemputmu, itulah pertanda husnul khatimahnya. kelima cahaya tersebut terelebih dahulu dijinakkan, dimana tempat penjunakannya itu pada shalat lima waktu, sehingga dikenalah shalat lima waktu beserta cahaya yang dimilikinya. kalangan umum (syareat) tidak di dapat pembahasan jenias ini, kebanyakan jiwa mereka hanya berbantahan saja di wilayah hukum, mereka kebanyakan tdk memahami kedalaman wilayah ini. penjelasannya seperti ini : Shalat Dhuhur, di dalamnya terbit cahaya hijau yang sangat bening kehijauannya, seseorang yang bershalat itu, harus dapat memunculkan jenis cahaya tersebut, jika tidak, maka cahaya itu tdk terjinakkan. dengan munculnya cahaya tersebut dalam takbirmu, maka seketika itu ia akan terjinakkan olehmu. cahaya hijau di dalam takbiratul ihram itu sangat mencengangkan pandangan maupun akal. cahaya hijau tersebut memiliki dua korelasi keluar dan kedalam. cahaya hijau dimaksud pada diri yang melaksanakan shalat adalah “empedunya” yang berwarna hijau, pertandanya adalah pada telinga dengan rasa pahitnya. dalam bahasa kerja ia dinamakan “yang menghidupkan cahaya pendengaran”. sedeangkan korelasinya keluar, adalah “cahaya tengah hari yang sebenarnya berwarna hijau” Shalat Ashar, cahayanya kuning,korelasi kedalam diri yang melaksanakan shalat itu adalah “paru-parunya” dengan warna kuningnya, pertanda pada hidung dengan rasa amisnya, dan disebut cahaya penciuman, korelasi keluarnya adalah cahaya matahari sore yang telah berwarna kuning. Shalat Magrib, cahayanya merah,korelasi kedalam diri yang melaksanakan shalat itu adalah “Jantungnya” dengan warna merahnya, pertanda pada mata dengan rasa asinnya, dan disebut cahaya penglihatan, korelasi keluarnya adalah cahaya matahari magrib yang telah berwarna merah (mega). Shalat Isya, cahayanyahitam, korelasi kedalam diri yang melaksanakan shalat itu adalah “hatinya” dengan warna kehitamannya, pertanda pada mulut dengan rasa tawarnyanya, dan disebut cahaya perkataan, korelasi keluarnya adalah cahaya malam yang telah berwarna hitam (kegelapan). Shalat Subuh, cahayanya putih, korelasi kedalam diri yang melaksanakan shalat itu adalah “ginjalnya” dengan warna keputihanya, pertanda pada anak lidah dengan rasa manisnya, dan disebut cahaya perasaan, korelasi keluarnya adalah cahaya fajar shidiq di pagi hari berwarnaputih. itulah kelima cahaya yang harus dijinakkan di dalam shalat, dan penerapan penjinakkan tersebut berlangsung di dalam pembacaan surat alfatihah. maka simaklah shalatmu dengan baik, perbaikilah jika masih lalai dalam pelaksanaannya, agar tidak tersesatkan oleh kelompok lima cahaya tersebut. catatan kecil ini hanya merupakan pembangkit semangat pencaharian semata, keilmuannya masih tersimpan jauh di dasar kerendahan hatimu untuk menuntutnya, maka DIA akan membukannya kepadamu wahai engkau yang bersungguh sungguh di jalan ini. carilah cahaya Tuhan (Allah) itu dengan memakai petunjuk para guru2 yang sempurna, jangan tergoda dengan keajaiban/ hikamah dari suatu pendapatan, misalkan : bisa mengobati, bisa memudahkan rejeki, bisa membuat mendapatkan jabatan dengan mudah, atau hal2 yang bersifat pendapatan, maka itu semua bukannya pertanda engkau sudah lebih baik, karena ilmu Allah hanya untuk mengenal-Nya, dan jika engkau menginginkan semua pendapatan duniawi itu, maka dibutuhkan suatu pendekatan lain yang bersifat duniawi semata, walaupun itu terjadi melalui keajaiban spiritualmu. banyak orang menyangka bahwa dengan doa dan mendapatkan sesuatu, itu berarti orang tyersebut sudah berada di dalam jalan yang benar. pandangan seperti itu sangat2 salah dalam katagori ilmu dan keilmuan yang benar di wilayah Allah SWT.

Tidak ada komentar: